Kamis, 20 Mei 2010

Tune Hotels Incar Pelancong Berdompet Tipis

Tune Hotels Incar Pelancong Berdompet Tipis


(foto: syukri rahmatullah/okezone)

PENANG- Berbeda dengan mayoritas hotel yang mengincar pelancong berdompet tebal, Tune Hotel justru sebaliknya. Hotel ini mengincar pelancong berdompet tipis. Apa pasal?

Public Relation Tune Hotel untuk wilayah Malaysia Biresh Vrajlal menyadari banyak masyarakat pergi berlibur ke luar negeri dengan bujet yang minim, sehingga para pelancong terpaksa memangkas waktu liburan mereka di tempat tujuan.

Akan tetapi, dengan adanya Tune Hotel, Biresh memastikan pelancong berdompet tipis tidak perlu lagi melakukan hal itu, karena cukup menginap di Tune Hotel mereka sudah memangkas pengeluaran mereka selama berlibur.

Meskipun murah, Tune Hotel menawarkan sensasi menginap di hotel bintang lima dengan harga bintang satu. Kok bisa? Jawabannya adalah, “Anda membayar apa yang Anda gunakan”.

Hotel ini tidak menyediakan fasilitas seperti hotel bintang mewah, seperti kolam renang, kafetaria, ataupun televisi di hotel tersebut. Bahkan, untuk keperluan mandi seperti handuk, sabun, dan sampo, tamu harus menyewanya sekira Rp28 ribu.

Begitu juga dengan fasilitas AC, hotel hanya menyediakan kipas angin besar yang tergantung di langit kamar. Jika tamu ingin kamarnya lebih dingin, mereka bisa membayar sesuai dengan kebutuhan. Jika butuh 12 jam, maka harus merogoh kocek Rp37.500. Jika butuh 24 jam, akan kena cash Rp33.600.

''Dengan konsep menyewa itu, tamu akan membayar sesuai yang mereka dapatkan,'' tambah Manajer Tune Hotels.com Penang, Malaysia, Dennis Cheng.
Biresh beralasan, hasil research Tune Hotel, pengunjung tidak menghabiskan waktu yang lama di dalam kamar. Sehingga segala fasilitas yang diberikan hotel mewah, dengan biaya besar tentunya, akan menjadi sia-sia.

“Biasanya pengunjung datang, beristirahat, kemudian pergi ke tempat-tempat wisata. Kemudian, mereka baru kembali ke hotel di malam hari untuk beristirahat. Jadi untuk apa semua fasilitas itu?” jelasnya.


Ramah Lingkungan


Konsep “bayar sesuai yang digunakan” memiliki dua keuntungan. Pertama, untuk kantong pengunjung, yang kedua untuk lingkungan.

Biresh menjelaskan, dengan konsep tersebut, hotel memberikan edukasi yang positif kepada tamu untuk menghemat energi dalam penggunaan AC, air, dan juga listrik. Dalam hal ini, yang berperan utama adalah kunci kamar hotel yang berbentuk seperti kartu ATM.

Ketika tamu mendaftar ke resepsionis hotel, mereka akan diberikan kunci seperti kartu ATM tersebut. Jika tamu ingin menambah fasilitas AC, maka tinggal memintanya ke resepsionis, dan fasilitas itu akan dimasukkan ke dalam kartu tersebut. Terkecuali peralatan kamar mandi, yang bisa dibawa dalam bentuk paket.

Kartu itu juga berfungsi untuk mengontrol penggunaan listrik di kamar hotel. Ketika penghuni masuk, dan kartu dimasukkan ke dalam kotak kecil di dinding dekat pintu kamar, maka semua fasilitas yang diminta akan terbuka. Ketika ingin keluar kamar, kartu tersebut harus dicabut dari kotak, dan dalam beberapa detik, listrik di kamar pun akan padam.

Selain itu, seprei kamar juga tidak diganti setiap hari sebagaimana di hotel mewah lainnya. Biasanya, seprei hanya diganti dua atau tiga hari sekali. Biresh beralasan, kebiasaan masyarakat di rumah mereka sendiri juga tidak mencuci seprei setiap hari. Hal ini juga ditujukan demi ramah lingkungan.

Yang tak kalah penting, hotel ini juga melarang tamunya untuk merokok. Baik di lorong kamar hotel, ataupun di dalam kamar itu sendiri. Tune Hotel memiliki sistem otomatis, jika ada tamu yang merokok di dalam kamar, maka air pemadam akan menyala secara otomatis di kamar tersebut.

Untuk itu, mereka pun menyediakan smooking room di setiap lantai hotel. Jadi, setiap tamu bisa menikmati merokok di lokasi terbuka tersebut sambil melihat pemandangan kota.
(uky)

sumber :

http://lifestyle.okezone.com/read/2010/04/05/25/319406/25/tune-hotels-incar-pelancong-berdompet-tipis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar