Selasa, 16 Maret 2010

hati-hati telinga berair bisa menyebabkan radang otak

TELINGA kadang kurang mendapat cukup perhatian jika dibandingkan dengan jantung atau otak. Padahal fungsinya tak kalah penting. WASPADA ONLINE

telinga.jpgTELINGA kadang kurang mendapat cukup perhatian jika dibandingkan dengan jantung atau otak. Padahal fungsinya tak kalah penting. Kalau organ pendengaran itu terganggu karena infeksi, misalnya, akibatnya bisa fatal. Bahkan jika tidak segera diobati, radang di telinga juga bisa menjadi awal penyakit yang mengancam nyawa, seperti meningitis dan abses otak.

Otitis Media Akut (OMA) atau telinga yang berair dan mengeluarkan bau tak sedap, merupakan penyakit yang membuat telinga sengsara. Karena menyerang telinga, banyak yang kurang memberikan perhatian. Padahal kalau tidak segera ditangani, akibat yang ditimbulkannya sangat mengerikan. Bisa menjadi tuli atau bisa menimbulkan komplikasi, seperti meningitis atau radang otak yang dapat berakhir dengan kematian. Menurut Prof Dr Zainul A Djaafar, sampai sekarang masyarakat masih belum memahami dengan baik masalah penyakit atau kelainan pada telinga. Bahkan telinga berlendir kerap dijadikan bahan ejekan.

Faktor penyebab
Otitis Media Akut merupakan radang yang menyerang telinga tengah. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan telinga tengah, coba tengok sebentar organ pendengaran kita. OMA bisa diakibatkan karena alergi, pembesaran adenoid atau bisa juga akibat dari batuk dan pilek. Telinga dibagi atas tiga bagian, yakni telinga luar, tengah, dan dalam. Telinga luar meliputi daun telinga sampai membran timpani atau gendang telinga yang menjadi pembatas antara dunia luar dengan rongga telinga tengah. Rongga telinga ini juga menjadi muara tuba eustachius, saluran yang menghubungkan daerah nasofaring di rongga mulut dengan rongga telinga.

Telinga tengah biasanya lebih steril. Di dalam tuba eustachius ada mekanisme pertahanan untuk mencegah masuknya mikroba dari rongga mulut ke rongga telinga. Dalam kondisi tertentu, ketika pertahanan terganggu, infeksi di telinga tengah bisa terjadi. Kuman masuk ke telinga tengah seolah tanpa perlawanan. Kuman inilah yang menimbulkan OMA. Kemasukan benda asing atau serangga yang betah dan tak bisa keluar, juga bisa menyebabkan infeksi pada telinga tengah. Faktor lain adalah karena keunikan individu. Orang yang anatomi telinganya tidak normal bisa juga menderita OMA. Orang seperti ini cenderung rentan terhadap kotoran yang biasanya mengandung kuman.

Dilihat dari proses munculnya penyakit, OMA masih dibedakan lagi atas otitis media akut dan kronis. Otitis media akut biasanya muncul secara mendadak. Kalau tidak segera diobati sampai tuntas, OMA dapat berkembang menjadi otitis media supuratif kronis (OMSK). Berbagai komplikasi juga bisa timbul. Tidak hanya gangguan fungsi telinga, tetapi bisa juga mengakibatkan kematian. Proses menjadi kronis ini bisa menyebabkan hancurnya struktur di dalam telinga dan tulang-tulang di sekitarnya yang merupakan bagian dari tengkorak.

Infeksi dapat terus menyebar sampai ke selaput pembungkus otak dan ke jaringan otak. Ini terjadi karena benteng pertahanan di telinga berhasil diruntuhkan kuman penyakit. Redaksi pertama yang terjadi biasanya berupa pembentukan abses lokal. Selanjutnya, melalui proses yang cukup rumit, abses ini bisa menyebar ke selaput pembungkus otak kemudian menyebar lebih jauh ke jaringan otak. Nyeri kepala di daerah atas dan belakang telinga bisa dijadikan sebagai petunjuk adanya infeksi telinga yang sudah masuk ke rongga tengkorak.

"Kalau di luar negeri, kebanyakan usia di bawah 2 tahun yang terkena. Hampir 50 persen menderita radang telinga tengah, tetapi masih bersifat akut tanpa keluar air. Jika gendang telinga pecah baru mengeluarkan air. Sedangkan di negara maju, OMA dapat diobati dengan baik," terang Prof Dr Zainul A Djaafar.

Gejala
Gejala pertama yang diderita pengidap OMA adalah telinga terasa sakit. Hal ini disebabkan karena organ telinga tengah yang terkena infeksi seperti ada yang menusuk, berbunyi nguing, panas tinggi, serta keluar nanah. Apabila akut, biasanya disertai dengan suhu tubuh meninggi atau demam. OMA yang terjadi pada anak-anak biasanya membuat mereka menjadi rewel, sering menggaruk atau menarik-narik telinga, demam, dan muntah.

Selain rasa sakit, terjadi gangguan pendengaran karena bentuk tubuh lebih pendek, lebar, dan mendatar. Kalau ada infeksi di saluran pernapasan atas, misalnya batuk pilek atau influenza, kuman-kumannya lebih leluasa untuk sampai ke rongga telinga tengah. Dengan demikian, OMA akan lebih cepat terjadi. Gangguan pendengaran kadang baru diketahui lewat perilaku anak, misalnya ketika dipanggil atau diajak bicara si anak akan cuek saja atau cenderung mempergunakan salah satu telinganya. Pada anak atau orang dewasa, gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau kurang mendengar sering dikeluhkan.

Pengobatan dan Pencegahan
Seperti yang dijelaskan oleh Prof Dr Zainul A Djaafar, OMA dapat menimpa siapa saja tanpa pandang bulu. Mulai dari bayi, anak-anak, dewasa, hingga orang lanjut usia. Kalau penyakitnya parah dan tidak segera diobati, dapat mengakibatkan kehilangan kemampuan mendengar. Lebih celaka lagi, kalau hal itu terjadi pada bayi. Kapasitas belajarnya akan terganggu. Bahkan perkembangan kemampuan bicaranya tertunda.

Penyakit ini bisa saja sembuh dengan sendirinya kalau daya tahan tubuh penderita cukup baik dan daya serang kumannya rendah. Gendang telinga tetap utuh dan fungsi pendengaran kembali normal. Dengan penanganan yang tepat dan tuntas, penyakit ini bisa sembuh. Pengobatan OMA secara dini sebenarnya cukup sederhana. Obat antibiotik generik seperti amoksilin atau eritromisin dalam dosis cukup selama seminggu umumnya sudah bisa teratasi. Pada penderita OMA yang tidak sembuh dengan obat saja, kadang-kadang diperlukan tindakan myringotomi (penyayatan gendang telinga untuk mengeluarkan cairan) dengan segera. Tujuannya agar kerusakannya tidak sampai ke telinga dalam yang bisa mengakibatkan tuli syaraf. Dengan tindakan ini, luka sayatan nantinya akan sembuh dan gendang telinga kembali utuh.



sumber : http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=20456:hati-hati-telinga-berair-bisa-menyebabkan-radang-otak&catid=28:kesehatan&Itemid=48

Tidak ada komentar:

Posting Komentar