Jumat, 16 April 2010

Komnas HAM Selidiki Pemberi Perintah

komnas HAM Selidiki Pemberi Perintah
Friday, 16 April 2010
ImageTONTONAN WARGA, Ratusan warga kemarin menyaksikan puing-puing kendaraan milik polisi dan Satpol PP yang hangus terbakar pada kerusuhan di Koja, Jakarta Utara, Rabu (14/4).

JAKARTA (SI) – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) membentuk tim khusus untuk menyelidiki dugaan pelanggaran HAM pada peristiwa kerusuhan di Koja,Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (14/4). Penyelidikan untuk mengetahui apakah ada instruksi penggusuran secara sistematis dari struktur Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta hingga menyebabkan kerusuhan.

“Kita targetkan dua pekan sudah bisa menyimpulkan masalah ini dan bisa menyimpulkan juga siapa yang harus bertanggung jawab secara faktual,” ujar Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim kepada Seputar Indonesia kemarin. Menurut Ifdhal, secara normatif, Pemprov DKI Jakarta memang harus bertanggung jawab atas kejadian di Tanjung Priok. Tetapi, tanggung jawab tersebut hanyalah pada batasan karena kejadian tersebut di wilayahnya. Mengenai pertanggungjawaban secara faktual, harus diselidiki dulu apakah ada perintah atas kejadian itu.

Anggota Komnas HAM Nur Kholis menambahkan, pihaknya akan memfokuskan siapa yang melakukan perintah penertiban.“Kemudian perintah itu diterima siapa,” kata Nur Kholis di Jakarta kemarin. Kalau dari hasil penyelidikan ada praktik suap soal pembebasan lahan itu,akan dikoordinasikan dengan Satgas Pemberantasan Mafia Hukum. “Tentu yang menjadi prioritas itu pembuat surat keputusan perintah penertiban.

Nanti kita lihat siapa yang teken,pasti dari kantor gubernur,”ujar Nur Kholis. Secara terpisah,Ketua DPRD DKI Jakarta Ferrial Sofyan menyatakan akan meminta penjelasan dari Gubernur DKI terkait insiden berdarah itu. Mayoritas anggota DPRD DKI Jakarta sudah menggalang penggunaan hak interpelasi. “Satpol PP sudah menyalahi prosedur dalam melaksanakan tugasnya. Brutal seperti preman,”kata Ferrial kemarin. Pascabentrokan berdarah Rabu lalu situasi di sekitar makam Mbah Priok, Koja, Jakarta Utara berangsur normal.

Petugas kepolisian tampakmulaiberjagadilingkungan tersebut.Tidak tampak lagi wajah marah dari warga di sekitar lokasi. Puluhan rongsokan bangkai kendaraanjenispikap, truk,bus,danekskavator tampak.Warga mengambil besi, baja, ataupun bagian lainnya untuk dijual.Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun turut serta mempreteli bagian mobil.Mereka tidak takut dengan petugas kepolisian yang membiarkan aksi tersebut. Bentrokan dua hari lalu menewaskan tiga orang anggota Satpol PP yaitu M Soepeno,Ahmad Tajudin, dan Israel Jaya.

Sementara korban luka-luka di kedua belah pihak mencapai lebih dari 100 orang. Kemarin masih banyak korban yang dirawat di berbagai rumah sakit di Jakarta. Di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, anggota Brimob Polda Metro Jaya Briptu I Wayan Gede,27, yang mengalami luka akibat senjata tajam di punggung kiri akan menjalani operasi pembedahan. Sedangkan Bripda Arifin,31,mengalami luka di mata kiri dan tangan kanannya akan segera dioperasi.

Keduanya sempat mengalami masa kritis saat masuk ruang UGD pada Rabu (14/4) pukul 20.00 WIB.“Mereka kini sudah dirawat di Ruang Cendana 2,”ungkap Kepala Rumah Sakit Polri Brigjen Pol dr Budi Siswanto. Seorang anggota kepolisian lainnya, Ipda Budi Santosa,51,sedang dirawat di ruang Parkit 2.Budi Santosa juga perlu dibedah akibat luka bacok di tangan kanannya.

Budi Siswanto menambahkan, sedikitnya ada 20 anggota Polisi Brimob Polda Metro Jaya lainnya yang terluka dalam peristiwa itu.Mereka kini dirawat di RS Pelabuhan Port Medical Center,Tanjung Priok, Jakarta Utara.Sebanyak lima polisi perlu menjalankan rawat inap,3 di antaranya dirawat di RS Polri, 2 lainnya di RS Port Medical Center. “Sisanya menjalani rawat jalan saja,”ungkapnya.

Tidak Dibongkar

Sementara itu, mediasi antara ahli waris makam Mbah Priok dan PT Pelindo II kemarin akhirnya menghasilkan kesepakatan. Mediasi yang dilakukan di Balai Kota DKI Jakarta itu dihadiri oleh ahli waris makam Habib Alwi Al Haddad, AM Fatwa,Ketua MUI Ma’ruf Amin,dan Direktur PT Pelindo RJ Lino. Mediasi ini dipimpin Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto. Menurut Prijanto, disepakati penataan ulang bangunan di sekitar makam Mbah Priok.

“Makam tidak akan dipindah. Makamnya tetap,tapi bangunannya ditarik ke selatan,mau dibikinin masjid atau pendapa dulu terserah,”katanya. Selain itu, ia mengungkapkan, akses jalan masuk ke makam melalui Jalan Jampea juga akan dibuatkan. “Jalan masuk tidak akan lewat Jalan Dobo seperti sekarang, tapi akan dicarikan jalan lain. Selanjutnya jalan masuk dari Jalan Dobo akan dipindahkan ke Jalan Jampea,” kata Prijanto. Menurut dia, pendapa pada makam pun akan direnovasi.

“Dan supaya tidak mengganggu lalu lintas pelabuhan bongkar muat akan dibikin terowongan bawah tanah dari lokasi parkir di pinggir Jalan Jampea menuju lokasi makam,”katanya. Gubernur DKI Fauzi Bowo memastikan makam Mbah Priok yang bernama lengkap Al Imam Al ‘Arif Billah Al Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad akan dijadikan situs bersejarah sekaligus tujuan wisata religius. (rahmat sahid/rd kandi/ isfari hikmat/helmi syarif/ ahmad baidowi)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar