Jumat, 23 April 2010

Siapa Mbah Priok? Mengapa Dikeramatkan?

(16 April, 2010) Kategori: Tahukah Kamu? | by: admin

Ratusan peziarah tetap berdatangan ke makam Mbah Priok di Koja, Jakarta Utara. Nampaknya kedatangan mereka tidak terpengaruh peristiwa bentrok yang mengakibatkan tiga orang tewas (14/4) kemarin. Sebenarnya siapakah Mbah Priok? Mengapa warga rela melindungi makamnya hingga rela mati?

Dalam buku berjudul Risalah Manaqib Maqom Kearamat Situs Sejarah Tanjung Priuk diungkapkan, nama Mbah Priok sebenarnya adalah Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Haddad. Para ulama biasa menyebut dengan Habib Hasan.

Menyebarkan Islam
Menginjak dewasa, Mbah Priok yang lahir di Ulu Palembang, Sumatera Selatan pada tahun 1727 itu bertolak ke Hadramaut (Yaman Selatan) untuk menimba ilmu agama. Beberapa tahun kemudian, ia kembali ke tanah kelahirannya.

Pada usia 29 tahun, Habib Hasan kembali mengembara. Kali ini, tujuannya adalah ke Pulau Jawa karena ingin menyebarkan agama di sana. Dia ditemani ulama lain, Al Arif Billah Al Habib Ali Al Haddad atau Habib Ali.

Mereka berlayar menuju Batavia selama dua bulan. Konon, saat berlayar itu, mereka dihadang armada Belanda dengan persejataan lengkap. Kemudian, perahu dua Habib itu dihujani meriam. Tapi, tak satu pun peluru mengenai kapal.

Mbah Priok Wafat
Kendati lolos dari serangan Belanda, perahu Habib karam setelah digulung ombak besar. Semua perlengkapan di dalam perahu hanyut dibawa gelombang. Dengan kondisi yang lemah dan kepayahan, dua ulama itu terseret hingga pesisir yang kini disebut Tanjung Priok.

Habib Hasan ditemukan sudah meninggal oleh warga pesisir. Sedangkan Habib Ali masih hidup. Di samping keduanya, terdapat periuk tempat makam dan sebuah dayung. Warga memakamkan jenazah Habib Hasan tak jauh dari tempatnya ditemukan.

Sebagai penanda makam, dayung tersebut ditancapkan sebagai nisan. Konon dalam sejarah, batang dayun tersebut tumbuh menjadi pohon tanjung. Sementara itu, periuk nasi telah diletakkan di sisi makam.

Diyakini, kisah periuk tersebut melatarbelakangi sebutan Priok untuk kawasan Tanjung Priok. Sebutan Mbah disematkan kepada Habib Hasan sebagai penghormatan atas perjuangannya. Sejumlah keluarga Habib Hasan di Palembang kemudian ikut hijrah ke Batavia menyebarkan Islam dan mengurus makamnya.

Sementara itu, Habib Ali, rekan seperjalanan Habib Hassan yang selamat, sempat menetap di daerah tersebut. Dia menyebarkan agama Islam hingga ke Pulau Sumbawa. Dia menetap di Sumbawa dan wafat di sana. Kisah perjuangan syiar Habib Hassan terus disampaikan dari mulut ke mulut. Karena perjuangan hidupnya dianggap suci, penghormatan terhadap makamnya berlangsung hingga kini.

Selama sekian abad, makam itu dijadikan tempat berziarah. Warga di sekitarnya sangat mencintai makam yang dianggap keramat dan bersejarah tersebut. Karena itu, ketika muncul perintah untuk menertibkan areal makam tersebut, emosi warga pu sangat gampang tersulut.



sumber :http://gugling.com/siapa-mbah-priok-mengapa-dikeramatkan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar