Rabu, 28 April 2010

Para Penerus Kartini Kartini-kartini Penakluk Api

Para Penerus Kartini
Kartini-kartini Penakluk Api
Deden Gunawan - detikNews

Foto: Deden / detikcom
Jakarta - Api itu masih terus mengepul dari sebuah pabrik di Jalan Kamal Raya No 34, Jakarta Barat. Masyarakat mengenalnya sebagai pabrik sendal Swallow. Sudah berhari-hari si jago merah tak kunjung bisa ditaklukan. Beraneka bahan kimia di dalam pabrik membuat api awet langgeng.

Ratusan petugas pemadam datang silih berganti, puluhan mobil pemadam juga datang silih berganti. Tapi api tak kunjung padam. Saat personel sudah berkurang, Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta mengerahkan regu 'Fire Women'

"Kami saat itu juga diperbantukan untuk menangani kebakaran di pabrik sandal tersebut. sebab sejumlah petugas inti sudah kelelahan waktu itu," ujar Enny personel Fire Women saat berbincang-bincang dengan detikcom, Selasa (20/4/2010) kemarin.

Keberadaan para penakluk api perempuan ini memang jarang tersorot publik. Selama ini masyarakat hanya tahu kalau pemadam kebakaran identik dengan kaum adam. Sebab, tugas memadamkan amukan api sangat berat dan berisiko tinggi. Hampir mustahil jika profesi ini diminati kaum hawa. Tapi bagi Eny dan teman satu regunya di Fire Women Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta, jadi petugas pemadam kebakaran bukan hal yang mustahil.

"Dengan latihan-latihan yang intensif, kami kira kaum perempuan bisa melakukan pekerjaan ini. Jadi bukan laki-laki saja yang bisa. Kami juga tidak gentar menghadapi api," cetus Enny.

Dikatakan Enny, latihan yang mereka lakukan sama dengan petugas laki-laki. Latihan dasar tersebut, berupa tehnik terjun dari ketinggian, menerobos api, masuk ke lorong-lorong berasap, maupun pengunakan alat-alat pemadam seperti teknik penyemprotan sampai menggunakan selang di mobil pemadam. Keterampilan-keterampilan tersebut mereka dapatkan dari hasil latihan di pusat pelatihan Pemadam Kebakaran DKI Jakarta, yang berlokasi di Ciracas, Jakarta Timur.

Keterampilan menjinakan api itu sempat mereka tunjukan dalam sebuah simulasi saat perayaan Ultah Dinas Kebakaran DKI Jakarta, Maret lalu di Monas. Dalam simulasi tersebut personel fire woman ini dengan sigap memadamkan api yang membakar sebuah rumah.

Perempuan berusia 40 tahun ini mengakui, meski telah memiliki kemampuan layaknya pemadam kebakaran (Damkar) pria. Namun regu fire women selama ini hanya ditempatkan sebagai petugas cadangan setiap ada peristiwa kebakaran dan menangani persiapan alat-alat sebelum digunakan oleh petugas inti serta menjadi petugas evakuasi. Namun tidak jarang mereka dikirim ke luar kota jika terjadi bencana

"Kami pernah dikirim ke Tasikmalaya, Situ Gintung, dan Padang, untuk mengevakuasi para korban di sana," kata Enny.

Dalam kesempatan berbeda, Kepala Operasional Dinas Damkar Pemprov DKI Jakarta, Sukendar, mengatakan kepada Detikcom, Dinas Damkar DKI Jakarta berencana menambah lagi personel fire women menjadi 1 pleton. Diakui Sukendar, hadirnya petugas lapangan damkar perempuan tidak mempengaruhi personel damkar pria.

"Mereka merasa sama-sama memiliki kemampuan sama dan saling menghargai. Saat ini mereka sangat solid dalam menjalankan tugas-tugasnya," jelasnya.

Dalam soal disiplin, Dinas Damkar DKI Jakarta juga tidak pilih kasih. Perlakuan terhadap personel, termasuk jam kerja antara petugas laki-laki dan perempuan disamakan. Fire women juga tidak bisa cuti mens kecuali sakit dan ada surat dokter.

"Soal disiplin kita tidak ada kompromi. Semua personel diperlakukan sama. Mereka
harus siap siaga ketika dibutuhkan masyarakat yang mengalami musibah kebakaran
atau bencana. Saat masuk kerja mereka tidak boleh berada lebih dari 25 meter
dari markas," tandas Sukendar.

Saat ini, diakui Sukendar, regu pemadam kebakaran perempuan ini sedang dicarikan
namanya. Tujuannya supaya memudahkan dalam melakukan koordinasi. Diharapkan
dalam sebulan ke depan nama untuk regu pemadam kebakaran wanita ini sudah ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar